Sorendiweri - Asisten Teknis Satgas Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Supiori, Helena Papare, menekankan pentingnya kolaborasi tim dalam upaya menanggulangi stunting di Supiori. Hal ini disampaikan dalam rapat koordinasi konvergensi percepatan penurunan stunting yang berlangsung di Aula Bappeda Kabupaten Supiori, Distrik Supiori Timur, Kamis (31/10). Dalam penjelasannya, Helena mengungkapkan bahwa kerja sama yang erat dan sinergis antar instansi memiliki dampak signifikan terhadap keberhasilan program penanganan stunting di wilayah tersebut.
Menurut Helena, terdapat sejumlah tantangan yang masih dihadapi oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (PPS) di lapangan. Tantangan-tantangan tersebut meliputi:
Upaya Pemerintah Kabupaten Supiori
Menanggapi tantangan tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Supiori melalui Tim PPS berupaya mendorong sinergi yang lebih baik antarinstansi dan meningkatkan pengelolaan data stunting. Helena menjelaskan bahwa salah satu langkah utama yang diambil adalah mengembangkan sistem manajemen data stunting yang terpusat di Bappeda dan Dinas Kesehatan. Sistem ini diharapkan dapat mengatasi masalah sinkronisasi data sehingga intervensi dapat dilakukan lebih tepat sasaran.
Selain itu, Tim PPS Supiori juga berfokus pada edukasi bagi keluarga yang berisiko tinggi mengalami stunting. Edukasi ini mencakup pemahaman mengenai bahaya stunting bagi balita serta pentingnya penerapan pola makan bergizi dan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungan keluarga. Helena menegaskan bahwa peningkatan kesadaran masyarakat adalah kunci dalam pencegahan stunting di masa mendatang.
“Kolaborasi lintas sektor dan pengelolaan data yang baik adalah fondasi penting untuk mempercepat penurunan angka stunting di Supiori,” ujar Helena menutup sambutannya. Ia berharap melalui kerja sama yang solid, target penurunan prevalensi stunting dapat tercapai, dan anak-anak di Kabupaten Supiori dapat tumbuh sehat dan produktif. ( Diskominfo/Alfin)